Reliabilitas secara konteks kata merupakan terjemahan dari reliability. Dalam statistik reliabilitas merupakan suatu pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi, yaitu sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Reliabilitas juga dikenal sebagai konsistensi, keterhandalan, kestabilan dan sebagainya.
Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relative sama, selama aspek yang diukur tidak atau belum berubah.Jika terjadi perbedaan sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran tersebut tidak dapat dipercaya atau tidak reliable.
Pengertian reliabilitas alat ukur dan reliabilitas hasil ukur, bagi sebagian orang dianggap sama dan sering dipertukarkan dalam istilah, padahal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. KOnsep reliabilitas dalam alat ukur berkaitan erat dengan masalah eror pengukuran (error of measurement). Eror pengukuran sendiri menunjukkan sejauh mana inkonsistensi hasil ukur terjadi apabila pengukuran dilakukan ulang pada kelompok subjek yang sama.
Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas hasil ukur erat kaitannya dengan eror dalam pengambilan sampel subjek yang berbeda dari suatu populasi yang sama. Thomson mengatakan bahwa hal yang lebih penting untuk dipahami adalah estimasi terhadap reliabilitas merupakan fungsi dari skor yang diperoleh melalui tes, bukan fungsi dari tes itu sendiri.
Oleh karenanya, instrument ukur dalam kegiatan riset atau penelitian yang sebelumnya telah diestimasi reliabilitasnya pada sampel subjek lain, komputasi koefisien reliabilitas hasil bagi data subjek penelitian tersebut masih perlu dilakukan. Subjek penelitian merupakan kelompok individu lain yang bukan sampelsubjek yang dijadikan dasar penghitungan koefisien reliabilitas alat ukur semula. Dengan menghitung ulang koefisien reliabilitas hasil ukur pada kelompok subjek penelitian, akan diperoleh estimasi terhadaptingkat kepercayaan data hasil pengukuran alat tersebut bagi kelompok subjek yang sedang diteliti kemudian dapat diperoleh informasi kecermatan data sebagai estimasi skor yang sebenarnya dimiliki oleh subjek penelitian.
Validitas memeiliki arti sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi jika menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur seperti yang dikehendaki dari tujuan penelitian. Akurat dalam hal ini berarti tepat dan cermat sehingga apabila tes menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran maka dikatakan sebagai pengukuran yang memiliki validitas rendah. Valid tidaknya suatu pengukuran tergantung dari kemampuan alat ukur tersebut dalam mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki tepat.
Validitas juga diartikan sebagai aspek kecermatan pengukuran. Suatu hasil ukur dikatakan valid, tidak sekedarmerupakan data yang tepat menggambarkan aspek yang diukur akan tetapi juga memberikan gambaran yang cermat mengenai variabel yang diukur.Cermat yang dimaksud adalah pengukuran tersebut mampu memberikan gambaran dan makna terhadap perbedaan angka yang sekecil-kecilnya yang diperoleh oleh individu yang berbeda.
Menggunakan alat ukur yang menghasilkan hasil ukur tidak cermat dan teliti akan menimbulkan berbagai kesalahan, berupa overestimasi, underestimasi atau yang disitlah untuk menggambarkan keragaman kesalahan disebut sebagai error varians dalam statistika. Tes yang mengahsilkan data kuantitatif valid, bila varians error pengukurannya kecil sehingga angka yang dihasilkan dapat dipercaya sebagai true scores atau yang mendekati keadaan sebenarnya.
Baik reliabilitas maupun validitas haruslah diartikan sebagai validitas skor atau hasil pengukuran yang diperoleh dari suatu tes, Cronbach memebrikan pernyataan bahwa dalam proses validasi tujuan sebenarnya tidak untuk melakukan validai terhadap tes, tetapi melakukan validasi terhadap interpretasi data yang diperoleh pada suatau prosedur tertentu (Cronbach, 1971). Sementara Messick (1989) mengtakan bahwa semua bentuk validitas harus dianggap sebagai aspek dari validitas konstruk sebab konsep validitas mengacu pada interpretasi skor tes dan bukan pada tes itu sendiri.
Validitas berkaitan erat dengan masalah tujuan suatu pengukuran, oleh karena itu tidak ada validitas yang berlaku umum untuk semua tujuan pengukuran. Suatu alat ukur dirancang hanya untuk satu tujuan yang spesifik sehingga hanya menghasilkan data yang valid untuk tujuan tertentu/tersebut saja. Pernyataan valid harus diikuti oleh keterangan yang menunjuk kepada tujuan ukur, yaitu valid untuk mengukur A, B atau seterusnya saja. Dengan demikian suatu alat ukur yang dikatakan valid guna pengambilan keputusan dapat saja tidak valid/tidak berguna dalam pengambilan keputusan lainnya dan bagi kelompok subjek yang lain. Koefisien reliabilitas dan koefisien validitas akan diuraikan pada postingan lainnya.
Source :Saifuddin Anwar, 2015 dengan perubahan seperlunya.